Medan, situasinews.com | Salah satu impian setiap siswa yang duduk kelas akhir madrasah yaitu dapat melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi yang diinginkannya agar cita-citanya dapat terwujud.
Hal inilah yang terjadi pada Asfi Zahra Aljannah, seorang siswi kelas percepatan yang berhasil tamat dari MAN 2 Model Medan dengan waktu hanya 2 tahun berhasil lulus memasuki Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berkualitas di USU Jurusan Kedokteran melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP),
Asfi merupakan satu-satunya siswa di kelas percepatan yang berhasil lulus kedokteran di USU. Putri pasangan Jumanto, seorang buruh harian tepatnya kurir pengantar barang di salah satu perusahaan swasta di Kota Medan ini dan orang tuanya berdomisili di Jalan Bilal Ujung Gang Naroda No 61.
Walaupun anak seorang buruh harian ternyata tidak menyurutkan niat dan kesungguhannya dalam belajar, Asfi ternyata memiliki talenta dalam bahasa Jerman, pernah meraih Juara 1 Bahasa Jerman di Unimed dalam bidang Marchen, dan membawa acara dengan menggunakan Bahasa Jerman saat event besar MAN 2 Model Medan Expo 2024.
Asfi yang saat ini berusia 16 tahun lahir di Kota Medan 15 Juli 2008, benar-benar tidak menyangka dirinya lulus kedokteran di USU.
Begitu pengumuman jalur SNBP 18 Maret yang lalu, saya langsung membuka website SNBP sembari terus berdoa, alhamdulillah berkat rahmat Allah dan doa yang dipanjatkan kedua orang tua saya yang terus menerus tidak putus, akhirnya lulus.
“Sejujurnya perasaan saya senang bercampur sedih, karena dalam hati saya, kuliah kedokteran itu bukan kuliah yang mudah dan tentunya biaya kuliahnya pasti mahal, apakah orang tua saya sanggup untuk membiayai kuliah saya,” tutur Alfi saat selesai bersalam-salaman di lapangan bersama para guru, Jumat (11/4/2025).
Asfi melanjutkan, ternyata kedua orang tuanya merasakan kebahagiaan yang sama, karena anaknya lulus di kedokteran USU, dengan penuh semangat mereka terus memotivasi agar jangan pantang menyerah, jangan memikirkan biaya kuliah, insya Allah, Allah pasti memberikan kemudahan dan jalan bagi siapa saja yang menuntut ilmu untuk kebaikan.
“Saya semakin yakin dengan pernyataan orang tua saya, karena saya dididik tidak hanya melalui pengetahuan akademik yang bersifat umum, orang tua saya juga membekali saya dengan pengetahuan keagamaan, saya setiap hari ba’da maghrib mengikuti tahfiz Alquran di Rumah Tahfiz Alquran Muslimin, saat ini saya sedang muraja’ah hapalan Alquran 5 Juz,” ucapnya
Asfi menambahkan, dirinya memiliki cita-cita menjadi seorang dokter sejak duduk di bangku sekolah dasar, saat itu saya SD di Pertiwi Medan Jalan Budi Kemasyarakatan, ketika duduk di bangku SMP, di SMP 11 Medan, ternyata cita-cita saya tidak berubah tetap ingin menjadi dokter, alhamdulillah hal itu terwujud dengan lulusnya saya di kedokteran USU, tidak hanya itu saya juga memiliki cita-cita menjadi dokter spesialis anastesi.
“Sebenarnya saya tidak ada bimbel khusus untuk lulus di kedokteran USU, saya hanya bimbel biasa difasilitasi MAN 2, namun usaha saya terus belajar dan membaca, karena memang hobi saya adalah membaca, dengan usaha ini Allah mengabulkan doa saya dan orang tua, adapun motivasi saya ingin menjadi dokter karena hidup ini hanya sekali saja, saya ingin menjadi orang yang bermanfaat dengan cara menyelamatkan dan membantu kesehatan orang-orang,” ungkapnya.
Kepala MAN 2 Model Medan Dr Wuri Tamtama Abdi SPdi MPd begitu mendengarkan salah satu siswanya yang lulus kedokteran di USU melalui jalur SNBP langsung mengucapkan selamat kepada Asfi dengan usaha dan doanya dapat mengantarkannya lulus di perguruan tinggi diinginkannya.
Asfi merupakan siswi MAN 2 yang tercatat sebagai siswi kelas percepatan, kelas percepatan ini dalam pembelajaran menggunakan sistem kredit semester (SKS) yang dianggap mampu untuk menyelesaikan studi di MAN 2 dalam jangka waktu 2 tahun.
Kelulusan Asfi membuktikan kelas percepatan yang berjumlah 22 orang walaupun menamatkan studi 2 tahun ternyata dapat bersaing dengan yang lain dalam jalur SNBP.
Dalam proses pembelajaran mereka dituntut untuk belajar ekstra dan lebih serius demi tercapainya pendidikan dalam jangka waktu 2 tahun, tidak hanya Asfi di kelas percepatan tersebut masih ada juga lulus kedokteran di luar Sumatera bahkan di ITB Bandung. “Dengan demikian hal ini semakin menguatkan saya, program kelas percepatan ini dapat terus dilanjutkan,” kata Wuri.(R)