Satgas AT/24 Polrestabes Medan dan Tiga Pilar Kewilayahan Terus Bergerak Cegah Tawuran

Headline, Medan21 Dilihat

MEDAN, situasinews.com | Satuan Tugas (Satgas) Anti Tawuran (AT) 24 Polrestabes Medan dan Tiga Pilar Kewilayah terdiri dari Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bintara Pembinaan dan Keamanan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas), Lurah/kepala desa, serta Satpol PP terus dikerahkan mencegah aksi tawuran di wilayah kota Medan.

Satgas bergerak menyusuri titik rawan kenakalan remaja seperti di kawasab Underpass Simpang Manhattan Medan Sunggal, dan Medan Area. Seperti biasa sebelum bergerak terlebih dahulu, para personel satgas diapelkan oleh Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setyawan.

Seperti halnya tadi malam, Selasa (11/3/2025), orang nomor satu di Polrestabes Medan memimpin apel dan patrol Satgas AT/24 (bekerja 24jam) di Carrefour, Jalan Gatot Subroto, Medan Baru.

Apel diikuti Wakapolrestabes Medan AKBP Taryono Raharja, Kasat Pol PP Kota Medan Rakhmat Adisah Putra Harahap, Kabag Ops Polrestabes Medan Kompol Pardamean Hutahaean, Kasat Lantas AKBP I Made Parwita, Kasat Samapta Kompol Hendrianto, dan Kapolsek Medan Baru Kompol Hendrik Fernandes Aritonang. S.I.K., MH.

Hadir juga Danramil 0201-01/MP Kapten Inf Sobur Utomo, Camat Medan Baru Frans SRH Siahaan, Camat Medan Petisah Arafat Syam, Camat Medan Polonia Irfan Asardi Siregar, Sekcam Medan Baru Gunawan Perangin-Angin, Sekcam Medan Petisah Hotler Simatupang, dan Sekcam Medan Polonia Rangga Karfika Sakti.

Kemudian pada lurah tiga Kecamatan, para kepling tiga Kecamatan, personil Bhabinkamtibmas Polsek Sunggal, personil Babinsa, dan personel Satpol PP Kota Medan.

BACA JUGA  Polda Sumut Gagalkan Peredaran 100 Kg Sabu

Dalam arahannya Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengucapkan terima kasih atas kebersamaan personel Satgas AT/24 Polrestabes Medan dan Tiga Pilar Kewilayahan, serta personel Satpol PP Kota Medan.

“Sampai saat ini Tuhan memberikan kesehatan, kemampuan, dan kemauan kepada kita secara pribadi maupun secara institusi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang cukup menyita waktu, energi, pikiran bahkan mungkin menyita material atau pengorbanan finansial bapak dan ibu sekalian,” kata Gidion.

Tetapi, sambungnya, semua jerih payah itu akan terbayar ketika kita mendengar bahwa selama bulan suci Ramadan ini masyarakat merasakan keamanan, kehadiran kita, tidak sendirian dalam merayakan bulan suci Ramadan karena setiap sudut ada rekan-rekan dari TNI, Polri, Satpol PP, Dishub, perangkat lurah, dan perangkat kepala lingkungan (Kepling) semuanya menjadi bagian dari atmosfer kegiatan masyarakat hari ini.

“Di Helvetia juga diadakan kegiatan semacam ini dengan maksud menyatukan frekuensi, perasaan dan cara berpikir kita bahwa kita tidak dapat bergerak sendiri.”

“Kita tidak bisa berbuat seorang diri, tetapi kita harus selalu bergandengan tangan, saling menguatkan dan saling mendukung untuk masyarakat Medan. Apapun namanya baik itu posko Tramtibum, posko bersama, posko anti tawuran atau posko 3 pilar itu boleh,” ujarnya.

BACA JUGA  Jaga Kebugaran Tubuh, Polrestabes Medan Gelar Olahraga Bersama Setiap Minggu

Poinnya adalah bahwa kita hari ini merasakan kegelisahan masyarakat, kekhawatiran masyarakat yang sangat kontradiktif ketika seharusnya masa bulan suci bulan Ramadan ini kita nikmati dengan kegembiraan.

Namun, sebagian masyarakat merasakan khawatir dengan perilaku anak-anak muda yang kelebihan energi. Sehingga melakukan aktifitas-aktifitas yang cenderung merugikan bahkan banyak mudaratnya.

“Saya yakin semua yang kita lakukan akan terjawab ketika kita melihat masyarakat tersenyum, masyarakat merasa bahwa kita berada di tengah mereka.”

“Kita juga menyambut pemimpin baru kita, bapak wali kota memiliki tagline yang sangat bagus yakni ‘Medan Untuk Semua dan Semua Untuk Medan’. Ini menyemangati kita, kita tidak berbuat sendiri dan kita selalu bersinergi antar institusi,” ajaknya.

Dikatakan, ke depan akan melaksanakan kegiatan yang mungkin sifatnya Soft of force,tetapi dalam pelaksanaannya saya mohon juga masing-masing menjaga kesehatan, keselamatan dan etos kerja kita supaya kita tidak menjadi lemah & daya tangkal kurang untuk menghadapi persoalan anak-anak.

Kegiatan ini akan berlangsung setidaknya sampai dengan penutupan bulan suci Ramadan.

Disebut Satgas karena waktunya terbatas, orangnya terbatas, melibatkan berbagai stakeholder maka yang harus dilakukan adalah cara-cara yang lebih ekstra ordinary.

“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan mendapatkan keberkahan dari Tuhan yang maha kuasa, kesuksesan dan kekuatan selalu menyertai kita,” tutup Gidion. (iwan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *