MEDAN, siTuAsinews.com | Keluarga Besar Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) memperingati kelahiran (maulid) Nabi Besar Muhammad SAW di Masjid Jami’ Al-Munawwarah Kampus Induk UISU Jl. SM Raja, Senin (30/9).
Tema maulid tahun ini, “Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW sebagai Landasan Tata Kelola Perguruan Tinggi Meraih UISU Unggul, dengan mengundang Ustadz Anugrah Cahyadi (Ucay) jebolan Aksi Indosiar sebagai penceramah.
Hadir Ketua Umum Yayasan UISU Ir Indra Gunawan, MP dan pengurus, pembina serta pengawas yayasan, Wakil Rektor III Ir Abdul Haris, MT mewakili Rektor UISU Prof Dr Safrida, SE, MSi, para dekan, wakil dekan, dosen dan civitas akademik serta pegawai UISU. Tampak juga ibu-ibu kelompok majelis taklim meramaikan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H itu.
Ustadz Ucay dalam ceramahnya menyampaikan bahwa hidup merupakan ujian, dan ujian terberat itu ketika Allah Swt memberi umatnya kesenangan dan kenikmatan. “Karena kesenangan dan kenikmatan dunia bisa membuat kita lalai dan melupakan Allah, yang akhirnya menjerumuskan kita kepada keburukan. Maka, hati-hati,” sebutnya.
Ustad Ucay menyontohkan hikayat pada zaman Rasulullah, tentang Salabah yang miskin sehingga harus berbagi kain shalat dengan istrinya. Karena berbagi kain, setiap usai shalat berjamaah Ia langsung pulang tanpa berdoa. Sehingga Rasulullah memanggil dan mempertanyakan alasan Salabah tidak berdoa bersama.
Setelah diceritakan, esok harinya Rasulullah memanggil Salabah dan memberinya dua ekor kambing. Atas kehendak Allah, tidak terlalu lama kambing beranak pinak. Hari demi hari kambing bertambah, sehingga Salabah mulai jarang shalat berjamaah, bahkan tidak sama sekali disebabkan kesibukannya mengurus kambing-kambingnya.
Mengetahui itu, Rasulullah mendatangi Salabah, dan dijawab Salabah ia menjaga kambing-kambingnya dari hewan buas. Rasulullah kemudian mewajibkan Salabah berkurban, tetapi Salabah menolaknya. Atas kehendak Allah pula, tak lama semua kambing mati dan Salabah kembali miskin.
Hikayat tersebut, kata Ustad Ucay sebagai pelajaran bahwa semua kekayaan, jabatan hanya titipan Allah, dan akan diambil kembali. “Sebab itu jangan kamu letakkan cinta di dalam hati, tapi letakkan di kulit saja. Jika cinta (dunia) diletakkan dalam hati, ketika diambil kita tidak akan iklas, dan berimbas kepada sakitnya jiwa dan raga. “Pujilah Allah ketika menerima nikmat yang kecil maupun yang besar,” sebutnya.
Disampaikannya juga, untuk memperoleh kesuksesan agar meneladani sifat Rasulullah, yaitu jujur. “Jujur berarti merdeka, bebas. Orang yang jujur itu orang yang merdeka, tidak menutup-nutupi dan tak ada yang dititip-titipi. Jujur inilah modal untuk unggul,” katanya.
Kemudian, bangun kerjasama dan sama- sama bekerja. “Nabi mempraktekkan itu, ketika meletakkan azwar aswad di Kabah,” sebutnya menambahkan, dengan modal jujur dan sama-sama bekerja diharapkan lulusan UISU menjadi yang terbaik.
Majelis Ilmu
Sebelumnya, Ketua Umum Yayasan UISU Ir Indra Gunawan, MP menyampaikan bahwa peringatan maulid nabi sebagai bahan renungan dan meramaikan majelis ilmu.
Ia mengatakan banyak sekali sifat Nabi Muhammad yang bisa diteladani. Selain akhlaknya, juga optimisme dan kesabaran.
“Dalam sejarah nabi, optimisme dan kesabaran menghasilkan kemenangan, seperti peristiwa perang badar, 300 pasukan muslim melawan 3000 tentara kafir. Dengan kesabaran dan optimisme, pasukan muslim menang. “Sikap seperti ini diperlukan sehingga UISU diharapkan meraih predikat unggul.”
Sementara, Wakil Rektor III Ir Abdul Haris, MT mengatakan peringatan maulid sebagai wujud kecintaan kepada Rasulullah. “Dan rasa cinta ini bukan sekedar memperingati maulid saja, tapi juga dengan mengamalkan (sunnah) Rasulullah.(###)